Studi Tidur 7 Jam Paling Optimal Untuk Otak Paruh Baya

Pastinya manusia Membutuhkan tidur maupun Berapa usia mereka seiring dengan bertambahnya usia kebutuhan tidur manusia akan menjadi lebih penting selain berguna untuk memberikan kesehatan fungsi sosial dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan manusia yang memiliki waktu cukup untuk tidur juga bisa meningkatkan kesehatan tubuh.

Salah satunya adalah kesehatan otak dan bukan rahasia lagi jika Anda kurang tidur hal tersebut bisa mengurangi kinerja pada otak anda dan juga dapat memberikan dampak kesehatan yang tidak baik untuk otak terutama untuk para orang-orang yang sudah memasuki usia senja Bagaimana tidur dapat mempengaruhi kesehatan otak pada usia tua Yuk kita simak faktanya.

1. Melibatkan Lebih dari 500.000 partisipan dewasa yang sudah lanjut usia
Banyak beberapa penelitian yang ingin membuktikan dan juga mencari tahu bagaimana pola tidur bisa dapat mempengaruhi potensi terhadap gangguan psikis dan juga demensia pada kelompok dewasa pada usia lanjut usia.

Ada 500.000 orang dewasa dengan usia yang sudah lanjut dicoba untuk melakukan kegiatan pola tidur yang sehat dan juga tidak sehat. Pada spesimen tersebut diwawancarai seputar pola tidur yang sehat dan juga mengikuti tes kognitif, dan sudah hampir 40.000 spesimen menjalani tes pemindaian otak dan juga data genetika.

2. Tidur 7 jam paling optimal untuk kesehatan otak dan juga mental
Kemudian para peneliti melakukan analisis dari pada spesimen, yang hasilnya sudah membuktikan memang jam tidur dapat mempengaruhi dalam hal kinerja otak, baik dalam kelebihan jam tidur ataupun kekurangan jam tidur, jangan begitu jam jam tidur sangat mempengaruhi kinerja otak, seperti kecepatan pemrosesan otak visual memori dan pemecahan masalah.

Jadi pastinya anda ingin tahu bukan jam tidur yang bisa masuk ke dalam kategori utama untuk otak adalah 7 jam perhari, sehingga apabila mereka tidur selama 7 jam perhari kesehatan mental dan otak akan lebih bagus.

3. Tidur dapat mempengaruhi bagian otak yang penting
Para penelitian juga menjelaskan bahwa hubungan antara penurunan kognitif dengan kurang tidur karena adanya gangguan pada tahap fase deep sleep, dengan begitu gangguan ini berperan dalam waktu konsolidasi memori dan juga penumpukan protein yang yang sah berhubungan erat dengan penyakit demensia.