Sama-sama Pakai Jarum, Ini Perbedaan Dry Needling dan Akupunktur

Sama-sama Pakai Jarum, Ini Perbedaan Dry Needling dan Akupunktur

Dry needling dan akupunktur sering dianggap serupa karena keduanya menggunakan jarum, namun kedua teknik ini memiliki pendekatan, tujuan, dan dasar ilmu yang berbeda. Memahami perbedaannya penting agar Anda dapat memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan.

1. Asal dan Filosofi

  • Akupunktur: Merupakan bagian dari pengobatan tradisional Tiongkok yang telah digunakan selama ribuan tahun. Akupunktur didasarkan pada konsep energi vital yang disebut qi, yang mengalir melalui jalur meridian di tubuh. Gangguan aliran qi diyakini menyebabkan penyakit, dan akupunktur bertujuan mengembalikan keseimbangan ini.
  • Dry Needling: Teknik ini berbasis ilmu kedokteran modern dan lebih baru dibandingkan akupunktur. Dry needling fokus pada mengatasi masalah otot dan jaringan lunak, khususnya di area yang disebut trigger points (titik pemicu nyeri).

2. Tujuan Pengobatan

  • Akupunktur: Bertujuan untuk meningkatkan keseimbangan energi tubuh secara keseluruhan dan mengatasi berbagai keluhan, seperti nyeri, stres, insomnia, dan gangguan pencernaan.
  • Dry Needling: Secara spesifik digunakan untuk meredakan ketegangan otot, meningkatkan fleksibilitas, dan mengurangi nyeri lokal akibat cedera atau ketegangan kronis.

3. Teknik Penempatan Jarum

  • Akupunktur: Jarum ditempatkan pada titik-titik tertentu di meridian tubuh sesuai dengan diagnosis, sering kali jauh dari lokasi nyeri.
  • Dry Needling: Jarum dimasukkan langsung ke trigger points di otot yang terasa kaku atau nyeri untuk melepaskan ketegangan.

4. Sensasi Selama Terapi

  • Akupunktur: Biasanya menimbulkan sensasi ringan seperti kesemutan atau hangat di area jarum.
  • Dry Needling: Sering menimbulkan rasa nyeri sementara atau kedutan di otot karena jarum mengenai titik pemicu.

Kesimpulan

Meskipun sama-sama menggunakan jarum, akupunktur berfokus pada keseimbangan energi tubuh berdasarkan filosofi tradisional, sedangkan dry needling lebih bersifat medis dan berorientasi pada perawatan otot. Pilih teknik yang sesuai dengan kebutuhan Anda, dan pastikan dilakukan oleh terapis bersertifikat untuk hasil yang aman dan efektif.

Bahaya Mencoba Makeup Tester, Jangan Asal Pakai!

Bahaya Mencoba Makeup Tester, Jangan Asal Pakai!

Makeup tester sering tersedia di toko-toko kecantikan untuk membantu pelanggan mencoba produk sebelum membeli. Meski terlihat praktis, mencoba makeup tester dapat membawa risiko kesehatan yang serius. Tester yang digunakan oleh banyak orang berpotensi menjadi sarang bakteri, virus, atau jamur yang membahayakan. Berikut adalah beberapa bahaya yang perlu diwaspadai:

1. Penularan Infeksi Kulit

Makeup tester, terutama produk seperti foundation, blush, atau eyeshadow, sering disentuh oleh banyak orang. Jika seseorang yang mencoba tester memiliki infeksi kulit seperti jerawat atau dermatitis, bakteri dari kulitnya dapat berpindah ke produk tersebut. Saat digunakan oleh orang lain, risiko penularan infeksi meningkat.

2. Penyebaran Penyakit Mata

Produk seperti maskara, eyeliner, atau eyeshadow berpotensi menularkan penyakit mata, seperti konjungtivitis (mata merah). Virus dan bakteri dapat bertahan di produk-produk ini, dan menyentuh area mata dengan alat yang terkontaminasi dapat menyebabkan infeksi.

3. Herpes Labialis dari Lipstik Tester

Menggunakan lipstik atau lip gloss tester langsung di bibir dapat menjadi risiko besar untuk terkena herpes labialis. Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) mudah menyebar melalui kontak langsung dengan bibir atau air liur orang yang terinfeksi.

4. Alergi dan Iritasi Kulit

Selain risiko infeksi, makeup tester juga dapat menyebabkan alergi. Karena sering terkontaminasi oleh bakteri atau bahan kimia tambahan, reaksi kulit seperti kemerahan, gatal, atau peradangan dapat terjadi, terutama pada kulit sensitif.

Tips Menghindari Bahaya Makeup Tester

  • Hindari Penggunaan Langsung: Jangan gunakan tester langsung di wajah, bibir, atau mata. Cobalah di punggung tangan untuk menghindari kontak dengan area sensitif.
  • Gunakan Aplikator Sekali Pakai: Jika tersedia, gunakan aplikator sekali pakai yang bersih.
  • Bawa Produk Sendiri: Jika memungkinkan, bawalah kuas atau aplikator pribadi untuk mencoba tester.
  • Hati-hati pada Produk Cair: Produk cair seperti foundation atau lip gloss lebih mudah terkontaminasi dibandingkan produk padat.

Meskipun mencoba makeup tester tampak aman, risiko yang mengintai tidak boleh dianggap remeh. Selalu utamakan kebersihan dan kesehatan saat berbelanja produk kecantikan!

Kondisi Medis yang Mempengaruhi Periode Menstruasimu

Menstruasi yang tidak teratur atau terganggu bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis. Berikut adalah beberapa kondisi kesehatan yang umum mempengaruhi siklus menstruasi wanita:

1. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

PCOS adalah salah satu penyebab utama ketidakteraturan menstruasi. Pada kondisi ini, ovarium menghasilkan hormon androgen (hormon pria) dalam jumlah berlebih, yang mempengaruhi pelepasan sel telur. Akibatnya, wanita dengan PCOS cenderung memiliki siklus menstruasi yang jarang atau tidak teratur. Selain itu, PCOS sering kali disertai dengan gejala lain seperti pertumbuhan rambut berlebih, kenaikan berat badan, dan jerawat.

2. Hiperprolaktinemia

Hiperprolaktinemia adalah kondisi di mana tubuh memproduksi hormon prolaktin dalam jumlah berlebihan. Hormon ini biasanya berperan dalam produksi ASI, tetapi ketika levelnya meningkat di luar kehamilan atau menyusui, dapat mengganggu siklus menstruasi. Kondisi ini sering diakibatkan oleh tumor pada kelenjar pituitari atau akibat efek samping obat tertentu.

3. Gangguan Tiroid

Hormon tiroid sangat penting untuk mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk siklus menstruasi. Hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid) dan hipertiroidisme (kelebihan hormon tiroid) dapat menyebabkan siklus menstruasi menjadi lebih sering atau jarang. Wanita dengan gangguan tiroid juga mungkin mengalami gejala seperti kelelahan, kenaikan atau penurunan berat badan, dan perubahan mood.

4. Endometriosis

Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim, seperti di ovarium atau saluran tuba. Hal ini dapat menyebabkan menstruasi yang menyakitkan, siklus yang tidak teratur, atau bahkan perdarahan di antara periode. Endometriosis juga seringkali menyebabkan nyeri panggul kronis dan bisa mempengaruhi kesuburan.

5. Stres dan Gaya Hidup

Stres adalah faktor umum yang sering diabaikan, namun dapat mempengaruhi siklus menstruasi. Saat tubuh berada dalam keadaan stres tinggi, produksi hormon kortisol meningkat, yang dapat mengganggu hormon reproduksi. Pola makan tidak teratur, olahraga berlebihan, dan perubahan berat badan drastis juga dapat mempengaruhi siklus menstruasi.

6. Gangguan Makan

Gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, sehingga menyebabkan menstruasi berhenti (amenore) atau menjadi tidak teratur. Tubuh membutuhkan lemak dan nutrisi yang cukup untuk menjaga keseimbangan hormon reproduksi, sehingga kekurangan nutrisi dapat mempengaruhi siklus menstruasi.

7. Obesitas

Obesitas dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, termasuk hormon estrogen dan progesteron, yang mengatur siklus menstruasi. Wanita yang kelebihan berat badan lebih berisiko mengalami menstruasi tidak teratur dan komplikasi kesehatan lainnya seperti PCOS dan diabetes tipe 2, yang juga mempengaruhi siklus menstruasi.

Tips agar Gen Z Terhindar dari Sikap Impulsif saat Belanja

Sikap impulsif saat berbelanja merupakan tantangan yang sering dihadapi oleh generasi Z. Dikelilingi oleh iklan yang menarik, tren media sosial, dan kemudahan akses ke berbagai e-commerce, banyak Gen Z yang tanpa sadar sering membeli barang tanpa pertimbangan matang. Mengendalikan diri agar tidak mudah tergoda berbelanja secara impulsif sangat penting, terutama demi menjaga kondisi finansial jangka panjang. Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu generasi Z menghindari sikap impulsif saat berbelanja.

1. Buat Daftar Belanjaan Terlebih Dahulu

Saat berbelanja, baik secara langsung maupun online, selalu buat daftar barang yang benar-benar dibutuhkan. Daftar ini akan membantu kamu tetap fokus pada apa yang penting, sehingga keinginan untuk membeli barang yang tidak perlu bisa ditekan. Selain itu, kamu bisa membandingkan daftar belanjaan dengan apa yang ada di rumah agar tidak membeli barang yang sudah dimiliki.

2. Tetapkan Anggaran Belanja Bulanan

Menetapkan anggaran belanja adalah cara terbaik untuk mengontrol pengeluaran. Buatlah batas maksimal yang boleh dikeluarkan dalam satu bulan, termasuk anggaran untuk keperluan mendadak atau belanja hiburan. Anggaran ini akan memudahkan kamu untuk menahan diri dan memastikan keuangan tetap aman. Jangan lupa untuk mencatat setiap pengeluaran agar bisa mengevaluasi pengeluaran di akhir bulan.

3. Berikan Waktu Tunggu Sebelum Membeli Barang

Ketika tertarik membeli sesuatu, cobalah untuk menunggu beberapa waktu, misalnya 24 jam hingga beberapa hari. Waktu tunggu ini penting untuk memberikan kesempatan bagi diri sendiri mempertimbangkan apakah barang tersebut memang benar-benar dibutuhkan atau hanya karena dorongan sesaat. Setelah beberapa hari, kamu mungkin menyadari bahwa barang tersebut tidak sepenting yang awalnya kamu pikirkan.

4. Kurangi Paparan pada Konten yang Menggoda untuk Belanja

Gen Z banyak menghabiskan waktu di media sosial yang sering kali dipenuhi dengan konten berbau konsumsi, seperti ulasan produk dan unboxing. Kurangi paparan pada konten semacam ini dengan cara memfilter akun yang diikuti atau menggunakan fitur “mute” untuk konten promosi yang menggoda. Hal ini membantu mengurangi godaan dan mengontrol dorongan untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan.

5. Fokus pada Tujuan Finansial yang Lebih Besar

Membuat tujuan finansial jangka panjang dapat menjadi motivasi untuk menahan diri dari belanja impulsif. Misalnya, menabung untuk membeli kendaraan, membiayai pendidikan lanjutan, atau sekadar menabung untuk masa depan. Fokus pada tujuan ini membuat kamu lebih bijak dalam menggunakan uang. Setiap kali tergoda untuk membeli barang yang tidak penting, pikirkan bagaimana uang tersebut bisa dialokasikan untuk tujuan finansial yang lebih besar dan bermanfaat.

6. Pahami Perbedaan antara Kebutuhan dan Keinginan

Sebelum membeli barang, coba tanyakan pada diri sendiri, apakah barang tersebut merupakan kebutuhan atau hanya sekadar keinginan. Belajar membedakan keduanya dapat membantu kamu menghindari pembelian yang tidak penting. Biasakan untuk membeli barang yang memang dibutuhkan, dan tahan diri dari pembelian barang yang hanya diinginkan karena tren atau godaan sesaat.