Menunggu Resesi Harus Sabar dan Tabah

Menunggu Resesi saat ini tuh seperti payungan sebelum hujan. Indikasi resesi / perlambatan / stagflasi apapun namanya memang terlihat jelas, perdagangan global melambat, Eropa disirem duit gratis tetep saja pertumbuhannya minus, AS pasar obligasi nya membentuk kurva inverted yield curve. Berdasarkan sejarah AS paling lambat dua tahun resesi itu akan terjadi setelah kurva tersebut terbentuk. Namun apakah itu artinya kita mencairkan semua investasi lalu simpan bawah bantal sampai itu terjadi?

Siapa yang jamin resesi itu pasti terjadi? seandainya terjadipun apakah berarti IHSG akan hancur lembur? Dalam Sejarahnya 30 tahun IHSG, saham itu jatuh hancur lembur ketika ekonomi sedang lari kencang mengarah ke overheating ( 1998 & 2008 ) bukan ketika semua serba lambat dan hati-hati seperti sekarang. Kalau sekarang ketika semua sudah siap payungan (menaikkan cash) bahkan ketika langit masih cerah, apa iya bakal crash seperti dulu? Bisa iya bisa juga tidak, atau koreksi paling sebentar lalu rebound lagi.

Resesi itu masalahnya negara maju yang penduduknya tuir2 ga produktif tapi tunjangannya besar, kita kebalikannya baru akan menikmati bonus demografi dimana momentum untuk melakukan Giant Leap seperti yang telah berhasil dilakukan China dan Korsel pada masanya dulu. Waspada itu butuh, tapi jangan overdosis juga. kalau belum maju aja sudah nginjak rem ya ga bakal jalan.

Dalam jangka pendek, yang kuat yang bicara. Katanya Ekonomi global terancam resesi, ekonomi AS tinggal nunggu waktu aja, apalagi ditambah perang dagang yang bikin makin runyam. Tapi kok indeks sahamnya all time high?IHSG yang masi konsisten bertumbuh earningnya malah jadi kyk negara yang mau resesi, perfomanya bengek 2 tahun terakhir.

Yaitu yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap pergerakan dana investasi global. Saat ini mood mereka bilang negara Amerika Latin yang seksi disertai justifikasi A sampai Z. Jadilah Brazil negara yang kredit ratingnya bukan Investment Grade bunga Obligasinya lebih rendah dari Indonesia saat ini (makin tinggi bunga dianggap makin berisiko).

Seperti Warren Buffett katakan, dalam jangka pendek market seperti voting, koalisi terbesar sudah tentu yang pegang kendali. Namun dalam jangka panjang pada akhirnya harga akan merefleksikan valuasinya. Masalahnya kapan, tidak ada yang tahu.

Hematnya Mencuci Baju Sendiri Dibanding Laundry

Baik keluarga yang masih baru ataupun yang udah lama pasti akan selalu ada pengeluaran untuk cuci baju. Ada keluarga yang memilih untuk cuci baju sendiri dan ada yang memilih menggunakan jasa laundry karena berbagai alasan. Pernah kepikiran nggak sih berapa perbedaan biaya dari kedua cara mencuci baju ini? Mau nyuci baju sendiri ataupun pakai jasa laundry boleh-boleh aja kok asalkan sesuaikan dengan keuangan keluarga kamu ya. So, kamu tim yang nyuci baju sendiri atau pakai jasa laundry nih?

Laundry kiloan masih dijadikan pilihan karena banyak orang saat mencuci bajunya karena dianggap tidak terlalu mahal. Selain itu biasanya orang memilih laundry karena sibuk bekerja, pulang liburan atau mungkin lagi sakit. Boleh saja kok kalau mau mencuci baju dengna menggunakan jasa laundry. Pasti kamu juga punya alasan sendiri. Tetapi alangkah baiknya jika masih bisa cuci sendiri lebih baik tidak perlu laundry karena menghemat banyak uang loh.

Hitung – Hitungan Laundry

Kita hitung harga laundry sebuah keluarga yang beranggotakan 4 orang ya. Tarif cuci baju 1kg rata-rata 8.000/kilo. Anggap saja kita menggunakan jasa laundry dua kali seminggu yaitu kira-kira 18 kg per minggu. Total sebulan biaya yang harus kita keluarkan untuk jasa laundry adalah :

Rp 8.000 x 18 kg x 4 Minggu = Rp 576.000

Jika dikalikan, maka satu bulan biaya laundry sebuah keluarga yang memiliki 4 orang anggota adalah Rp 576.000.

Bagaimana kalau cuci baju sendiri? Harga detergen berkisar antara Rp 35.000 (1,8 kg) ditambah lagi dengan pengharum pakaian dan pelembut pakaian untuk setrika sekitar Rp.16.000. Yang kalau dihitung dalam sebulan sebuah keluarga akan menghabiskan Rp 184.000 untuk mencuci dan mensetrika pakaian sendiri.

Lumayan jauh kan bedanya? Itu baru sebulan loh, gimana kalu setahun bahkan bertahun-tahun? Tetapi bukan berarti tidak boleh pakai jasa laundry ya, boleh saja kok kalau memang kamu sudah membuat budgeting. Apalagi misalnya uang yang kamu hasilkan akan lebih besar jika kamu bekerja dibandingkan mencuci baju. Semua tergantung prioritas masing-masing ya teman, yang penting bahagia saja.

Problematika yang Terjadi Pada Pasangan Baru Menikah

Namanya juga pengantin baru, wajarlah kalau masih sering terjadi cekcok salah satunya perkara keuangan. Menyatukan dua orang dengan cara berpikir yang berbeda pasti bukanlah hal mudah sehingga kadang timbul beberapa permasalahan. Kalau dari pengalaman Mom and Dad selama ini, apa sih masalah keuangan yang sering terjadi sama pasangan yang baru menikah?

Pasangan suami-istri yang baru menikah seringkali mengalami cekcok rumah tangga karena masalah keuangan. Maklum lah, namanya juga dua kepala dijadikan satu, pasti bakal ada perbedaan pendapat dan cara pandang. Nah, kira-kira masalah apa aja sih yang biasanya terjadi?

Problematika dalam Rumah Tangga Baru

  1. Belum Mampu Beli Rumah
    Biasanya pasangan suami-istri yang baru menikah mau punya rumah yang dekat dengan kantor, tapi juga dekat ke berbagai fasilitas lainnya, sayangnya rumah seperti itu biasanya harganya mahal. Kalau begini, mending coba ambil KPR aja daripada nunda terus nanti harganya semakin mahal.
  2. Tidak Punya Asuransi
    Kesehatan itu yang paling utama, karena lebih mahal biaya pengobatan saat keluarga ada yang sakit. Tetapi sayangnya, masih banyak yang mengesampingkan asuransi buat keluarga karena meras belum butuh. Percaya deh, asuransi itu berguna banget loh.
  3. Biaya Perawatan Anak
    Membesarkan seorang anak pasti membutuhkan dana dong, apalagi kalau berencana memiliki anak yang banyak, pastinya pengeluaran akan lebih banyak. Mulai sisihkan dana untuk kebutuhan anak di masa depan misalnya biaya pendidikan, perlengkapan pakaian, dan kamarnya nanti.
  4. Dilema Liburan
    Pengen liburan tapi sekarang karena sudha berkeluarga, jadi mikir berkali-kali pas mau pakai duit buat liburan atau senang-senang. Lebih baik duitnya diinvestasikan buat kebutuhan masa depan. Tapi tidak apa kok liburan sesekali buat menghilangkan penat dari dunia kerja.
  5. Mengatur Keuangan Keluarga
    Hal ini harus dibicarakan sejak awal bahkan sebelum menikah. Karena keuangan merupakan salah satu faktor penting yang harus dijaga dalam sebuah rumah tangga. Contohnya berapa yang akan disisihkan untuk biaya ini, biaya itu, ataupun uang yang harus diinvestasikan maupun ditabung. Jika sudah ada kejelasan, rumah tangga pun akan semakin harmonis.