Baru-baru ini perusahaan ritel Miniso menuai kontroversi dan mendapat kritik dari rakyat China karena tidak bersikap nasionalis.
Miniso dituduh tidak nasionalis karena sudah mem-branding perusahaan mereka sebagai perusahaan ritel dengan gaya ala Jepang.
Miniso sendiri adalah perusahaan ritel asal China yang telah memiliki lebih dari 5.000 toko di seluruh penjuru dunia.
Miniso didirikan oleh seorang pebisnis asal China, Ye Guofu pada 2013 dengan bantuan seorang desainer asal Jepang yaitu Miyake Junya untuk membangun brand retail yang bergaya ala Jepang.
Seperti yang diketahui, awalnya Miniso membangun image perusahaan layaknya perusahaan ritel yang berasal dari Jepang seperti Uniqlo.
Strategi itu digunakan oleh Miniso karena masyarakat China sendiri lebih memilih untuk menggunakan produk Jepang dibandingkan produk dalam negerinya.
Hal ini pun ditambah dengan adanya citra buruk produk asal China yang sering diasosiasikan sebagai produk murahan, memiliki kualitas rendah, hingga label produk non original alias KW.
Tak hanya itu Miniso juga berhasil mengalahkan saingan mereka seperti Daiso dan Uniqlo yang mana merupakan perusahaan ritel asli Jepang.
Miniso berhasil mendaftarkan diri di bursa saham New York, Amerika Serikat pada Oktober 2020 dan mendapatkan US$600 juta dana segar dari IPO untuk mengembangkan bisnis mereka.
Dengan strateginya meniru perusahaan ritel bergaya Jepang, Miniso pun berhasil tumbuh dengan sangat pesat.
Miniso pertama kali membuka tokonya pada 2013 di Guangzhou China, 5 tahun setelah itu pada 2018 Miniso mempunyai lebih dari 1.000 toko di luar China.
Sebulah setelah itu, Miniso mendapat pendanaan sebesar 1 miliar yuan dari perusahaan teknologi raksasa China, Tencent.
Namun, pada awal bulan Agustus kemarin Miniso viral dan mendapatkan kecaman dari masyarakat China.
Miniso mendapat kecaman karena akun Instagram Miniso Spanyol telah mem-posting sebuah produk boneka bernama “Japanese Geisha Doll”.
Padahal boneka itu mengenakan pakaian Qipao, yang mana merupakan pakaian adat perempuan China.
Setelah menuai kontroversi, Kamis 18 Agustus kemarin Miniso meminta maaf karena sudah mengambil langkah yang salah.
Lewat akun official Weibonya, Miniso menjelaskan bahwa mereka salah karena telah mem-branding diri sebagai perusahaan ritel bergaya Jepang dan menempatkan desainer asal Jepang sebagai Chief of Designer pada 2015-2018.