Apa Itu Plasenta Akreta? Ini Penyebab hingga Pengobatannya

Apa Itu Plasenta Akreta? Penyebab hingga Pengobatannya

Plasenta akreta adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika plasenta, organ yang memberi nutrisi dan oksigen kepada janin selama kehamilan, menempel terlalu dalam ke dinding rahim. Pada kondisi normal, plasenta akan terlepas dari dinding rahim setelah melahirkan. Namun, pada plasenta akreta, sebagian atau seluruh plasenta tetap melekat erat, yang dapat menyebabkan perdarahan hebat saat persalinan.

Jenis-Jenis Plasenta Akreta

Terdapat tiga tingkat keparahan plasenta akreta:

  1. Plasenta Akreta: Plasenta menempel terlalu dalam pada lapisan dinding rahim tetapi tidak menembus otot rahim.
  2. Plasenta Inkreta: Plasenta menembus otot dinding rahim.
  3. Plasenta Perkreta: Plasenta menembus sepenuhnya dinding rahim hingga organ lain, seperti kandung kemih.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab pasti plasenta akreta belum diketahui, tetapi kondisi ini sering dikaitkan dengan perubahan struktural pada rahim. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko meliputi:

  • Riwayat Operasi Caesar: Semakin banyak operasi caesar yang dilakukan sebelumnya, semakin tinggi risiko plasenta akreta.
  • Riwayat Plasenta Previa: Ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh leher rahim, risiko plasenta akreta meningkat.
  • Usia Ibu Hamil yang Lebih Tua: Wanita berusia 35 tahun ke atas memiliki risiko lebih tinggi.
  • Riwayat Operasi Rahim Lainnya: Misalnya, pengangkatan mioma atau prosedur kuretase.
  • Kelainan pada Dinding Rahim: Adanya bekas luka atau jaringan parut meningkatkan risiko.

Gejala Plasenta Akreta

Plasenta akreta sering kali tidak menunjukkan gejala selama kehamilan dan baru terdeteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi atau saat persalinan. Namun, pada beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan:

  • Perdarahan tanpa rasa sakit pada trimester ketiga.
  • Ketidakteraturan pada hasil USG kehamilan, seperti ketebalan dinding rahim yang abnormal.

Diagnosis Plasenta Akreta

Diagnosis plasenta akreta biasanya dilakukan melalui:

  1. Ultrasonografi (USG): Untuk melihat kedalaman penempelan plasenta pada dinding rahim.
  2. Magnetic Resonance Imaging (MRI): Digunakan untuk memastikan diagnosis jika hasil USG tidak jelas.

Pengobatan dan Penanganan

Penanganan plasenta akreta bergantung pada keparahan kondisi dan usia kehamilan:

  • Persalinan yang Direncanakan: Pada kasus plasenta akreta, persalinan sering direncanakan melalui operasi caesar diikuti dengan histerektomi (pengangkatan rahim) untuk mencegah perdarahan berlebihan.
  • Pengelolaan Perdarahan: Jika perdarahan terjadi, dokter mungkin memberikan transfusi darah atau obat-obatan untuk menghentikan perdarahan.
  • Perawatan Setelah Persalinan: Jika histerektomi dilakukan, ibu tidak akan bisa hamil lagi. Namun, dalam beberapa kasus ringan, dokter dapat mencoba mempertahankan rahim.

Komplikasi yang Mungkin Terjadi

Plasenta akreta dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

  • Perdarahan hebat yang mengancam nyawa.
  • Kebutuhan transfusi darah dalam jumlah besar.
  • Cedera pada organ sekitar rahim, seperti kandung kemih.
  • Risiko kematian ibu dan bayi jika tidak ditangani dengan baik.

Kesimpulan

Plasenta akreta adalah kondisi serius yang membutuhkan perhatian medis segera. Penting bagi ibu hamil, terutama yang memiliki faktor risiko, untuk rutin memeriksakan kehamilannya. Diagnosis dini dan perencanaan persalinan yang matang dapat membantu mencegah komplikasi yang lebih parah. Jika Anda merasa memiliki risiko plasenta akreta, segera konsultasikan dengan dokter kandungan untuk penanganan yang tepat.